MALANG NU Voices—Aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan gereja Katedral Makassar pagi tadi (28/3) membuat Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr H Maskuri M Si turut angkat bicara. Menurutnya, masyarakat tak perlu terpancing dengan adanya kejadian tersebut. Karena tindakan teror itu, sesungguhnya dilakukan oleh orang yang tak beragama.
Hal itu diungkapkan Prof Maskuri saat zoom meeting bersama awak media Minggu sore (28/3). Maskuri mengajak masyarakat untuk menjunjung tinggi Islam sebagai agama toleran, apalagi menjelang bulan suci Ramadan seperti saat ini. “Kami berharap masyarakat tidak terpancing dengan adanya pengeboman di Makassar. Dengan ini saya mengutuk tindakan pengeboman itu,” ujarnya.
Dalam konteks perguruan tinggi, Prof Maskuri menyatakan Unisma telah menyiapkan tindakan preventif untuk mencegah radikalisme tumbuh di kampus. Salah satu upayanya melalui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di lingkungan kampus Unisma. “Kami membentengi mahasiswa dengan ibadah yaumiyah-nya. Seperti membaca shalawat, istighosah supaya hati senantiasa sejuk. Inilah yang nantinya dapat menumbuhkan nilai-nilai toleran,” imbuhnya
Selain itu, dia menambahkan dalam mata kuliah yang diberikan juga ditekankan bagaimana mahasiswa untuk tidak terlibat tindakan radikalisme. Bagaimana bersikap proposional, serta character building dalam proses pembelajaran. “Saya rasa kejadian teror ini hanya ingin membuat kacau saja. Indonesia ini dibagun di atas satu prinsip perdamaian dunia. Prinsip bersatu jadi kunci utama dalam agama Islam. Mereka yang melakukan tindakan tersebut sesungguhnya tidak beragama,”pungkasnya.
Pewarta: Komandan Heru