Oleh: Rizka Wahyu Alvina
Tanggal 31 Desember 2019 dunia di kejutkan dengan munculnya penyakit menular yang di sebabkan oleh virus yang saat ini di kenal sebagai covid-19,penularan virus kontak antar manusia yang sulit di prediksi karena kegiatan social yang tidak bisa di hindari merupakan penyebab menyebarnya virus secara besar-besaran. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19 dengan cara social distancing, kebijakan yang sebenarnya berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan yang menyebabkan laju pertumbuhan,kemajuan dan pembentukan karakter dalam bidang kehidupan menjadi terhambat,namun pemerintah tidak punya cara lain karena di perkirakan bahwa kebijakan ini sangat efektif dalam memutus rantai penularan covid-19.
Kebijakan social distancing berakibat fatal dalam roda kehidupan manusia,tak terkecuali di bidang pendidikan,keputusan pemerintah untuk meliburkan dan memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah menjadi di rumah tentu membuat guru dan peserta didik merasa kesulitan,peralihan cara pembelajaran ini menuntut berbagai pihak untuk mengikuti alur yang di berikan oleh pemerintah.dan tentunya,bagi sebagian guru yang berada di generasi tahun 1980 ke bawah dimana pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu massif maka menjadi PR untuk guru supaya bisa mempelajari dan mengikuti kebijakan ini.
Permasalahan yang di alami guru meliputi:
- Keterebatasan sarana dan prasarana kepemilikan perangkat teknologi untuk mendukung proses mengajar
- Gangguan jaringan,tidak semua sekolah sudah terkoneksi oleh internet terutama sekolah yang berada di pedesaan,kalaupun ada yang menggunakan jaringan data seluler terkadang jaringan tidak stabil karena letak lokasi yang masih jauh dari jangkauan sinyal.
- Tuntutan guru yang harus bisa menghidupkan semangat peserta didik dalam proses belajar mengajar yang mana sering di sepelekan oleh para peserta didik,banyak siswa yang sudah mulai bosan dengan kondisi belajar yang harus tetap di rumah,tidak bisa beretemu teman-teman,dan tidak bisa bertatap muka langsung dengan guru.hal ini menyebabkan semangat belajar mereka menjadi turun dan membuat guru kualahan dalam menghadapi kondisi ini.
Adapun permasalahan peserta didik dalam kegiatan belajar secara daring, yaitu
- Keadaan yang sama juga di alami oleh peserta didik dimana tidak semua terbiasa menggunakan teknologi.masih banyak dari mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu dan harus meminjam bahkan terpaksa membeli barang elektronik yang di butuhkan,
- Gangguan jaringan juga di rasakan oleh para peserta didik terutama mereka yang tinggal di tempat yang belum terkoneksi oleh sinyal jaringan
- Sulitnya memahami materi yang di sampaikan oleh guru secara daring,mulai koneksi guru/peserta didik yang kurang stabil menyebabkan mereka malas untuk bertanya dan meminta penjelasan kembali kepada guru.
- Banyak peserta didik yang mengeluhkan bahwa selam proses belajar di rumah,guru memberikan tugas yang sangat banyak dimana hal ini menyebabkan mereka malas mendalami materi dan lebih memilih untuk mencari jawaban di media social
Solusi untuk permasalah ini yaitu
Sekolah harus memfasilitasi jaringan untuk berlangsung nya proses kegiatan belajar mengajar.Sekolah juga harus memiliki fasilitas untuk meminjamkan peserta didik yang mungkin masih belum memiliki dan tidak mampu untuk membeli perangkat pendukung.dan juga upaya guru untuk meningkatkan minat belajar siswa yang sudah mulai jenuh dengan proses belajar yang di laksanakan di rumah,dengan menghadirkan metode-metode mengajar yang baru yang dapat menimbulkan semangat peserta didik supaya lebih aktif dan semangat dalam kegiatan belajar dari rumah.disini,siswa juga harus menanamkan motivasi yang kuat serta mengondisikan tempat belajar yang nyaman agar semua pelajaran yang di berikan oleh guru dapat terserap dengan baik.
Rizka Wahyu Alvina | Universitas Islam Malang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Bahasa Inggris