MALANG– Tim Promosi Kesehatan Rumah Saikit (PKRS) RSI UNISMA mengadakan sosialisasi mengenai dampak pandemi Covid 19 bagi anak sekolah usia dini. Kegiatan tersebut dialksanakan di TK Dharma Wanita Kelurahan Dinoyo Kota Malang pada (23/7/2022).
Program PKRS merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh RSI UNISMA setiap satu bulan sekali. Bertepatan dengan perayaan hari anak nasional, tim PKRS RSI UNISMA mengambil tema dampak Pandemi Covid-19 bagi Kesehatan Psikososial, Mental dan Kognitif Anak Usia Sekolah.
“Latar belakang diadakannya program ini memang karena kegiatan rutin Rsi unisma. Jadi, promosi kesehatan rumah sakit ini adalah program khusus yang tiap bulan itu diadakan di RSI UNISMA. Kebetulan kemarin promosi kesehatannya bertepatan dengan hari anak Nasional. Hari anak nasional itu pada waktu itu diadakannya h-1 sebelum hari anak nasional, Jadi mengambil tema tersebut seperti itu. “ Ucap dr. Ratih saat dihubungi melalui Whatsapp pada (1/8/2022).
Adapun peserta yang diundang adalah dari kalangan orang tua/wali murid di TK Dharma Wanita selaku pemateri di kegiatan sosialisasi tersebut, dr. Ratih menyampaikan dampak yang dirasakan anak terhadap aspek kognitif, mental dan sosial akibat pandemi covid-19.
“Kemarin memang mengedukasi orang tua atau wali murid atau pengasuh. Jadi, tidak hanya orang tua sendirian, seluruh keluarga ikut berperan aktif dalam mendampingi tumbuh kembang anak anak. Tetapi di sini orang tua itu mengambil peranan utama tentang bagaimana mengendalikan segalanya untuk anak anaknya mereka,,” terangnya.
“Karena dampak pandemi yang berkepanjangan ini, pasti setiap anak anak itu ada perubahan dari segi kognitif, mental dan sosialnya. Jadi saya kemarin mengulas tentang apa saja sih dampak dampak yang dirasakan anak dari segi kognitif, mental dan sosialnya ,“ Tambahnya.
Pada aspek kognitif, akan terjadi penurunan prestasi belajar pada anak karena terbatasnya jam belajar dan media belajar.
“Misalkan dari segi Kognitif jadi akan terjadi penurunan prestasi belajar di mana biasanya kalau di sekolah jam belajarnya lama dari pagi sampai siang atau sore. Tapi karena pandemi kan terbatas hanya di rumah saja dan itu pun melalui online melalui daring dan terbatas satu sampai 2 jam saja jadi otomatis daya tangkap anak daya penyerapan anak kan berkurang. Apalagi jika orang tuanya di rumah tidak mendampingi secara maksimal. Jadi anak tambah lebih malas untuk belajar secara online. Nah, kurangnya komunikasi Antara orang tua dan guru di sekolah jadinya orang tua tidak bisa mengevaluasi apa yang kurang dari siana orang si guru juga enggak bisa mengevaluasi apa yang anak anaknya itu belum bisa. Nah jadi pasti ada keterlambatan dalam belajar dan otomatis prestasi akan menurun,” Paparnya.
Adapun dari segi mental anak-anak bisa menjadi lebih pemalu, pendiam, tidak percaya diri sebab terbatasanya kontak fisik dengan orang lain atau teman sebayanya.
“Kalau dari segi mental, akibat anak anak yang hanya di dalam rumah, tidak ada kontak fisik dengan teman teman sebayanya, lingkungan maupun orang lain di luar rumah. Nah, itu pasti akan cenderung anak anak itu menjadi pemalu, pendiam, tidak percaya diri. Dibilangin kuper kurang pergaulan, anak anak malah cenderung merasa nggak nyaman berada di luar rumah malah lebih nyaman di rumah sendirian. Tidak ada rasa kenyamanan kalau misalkan diajak pergi ke luar rumah seperti itu,“ jelasnya.
“Kalau dari segi sosial pasti temannya menjadi sedikit susah bergaul dengan teman temannya. Seperti itu kemudian anak anak itu cenderung tidak ramah terhadap orang lain. Nah, karena iya terbatas hanya di dalam rumah aja, maka dari itu karena dampak pandemi berkepanjangan sudah hampir 3 tahun hidup bersama dengan pandemi. Jadi kita sebagai orang tua apa sih solusi yang harus ditempuh agar anak anak kita ini tetap bisa cemerlang, tetap bisa bagus dari segi kognitif, mental dan sosialnya,” Pungkasnya.
Pewarta : Enda Sartika
Caption : Poster kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSI UNISMA
