Muraqabah dan Muqarabah

Oleh: Prof Dr. H.M. Zainuddin, MA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

Bacaan Lainnya

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛

فيَاعباد اللة أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jum’ah rahimakumullah,

Marilah kita berupaya untuk terus meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah Swt.. Kita jadikan takwa sebagai identitas dan pakaian kebesaran kita. Dan marilah kita terus bersemangat untuk beribadah karena Allah Swt..

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jum’ah rahimakumullah,

Tanpa terasa, kini usia yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kita semakin berkurang, sementara amal saleh dan investasi untuk akhirat belum banyak yang bisa kita kumpulkan. Lantas, apa yang harus kita dharmabaktika lagi dalam kehidupan kita dengan sisa umur yang ada ini? Itulah maka seorang penyair kenamaan, Abu Nuwas berkata:

Umurku setiap hari berkurang, sementara dosaku terus bertambah. Bagaimana akau harus menanggungnya? Dosaku bagai kerikil yang berserakan, maka terimalah taubatku wahai Tuhan Yang Maha Luhur.

            Maka, dalam sisa umur yang ada ini, hendaknya kita introspeksi dan mawas diri, apakah setiap aktivitas yang kita lakukan sudah benar dan mendapat ridla Allah Swt.? Apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk kehidupan di dunia ini? Demikian pula pengabdian kita kepada Allah Swt.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jum’ah rahimakumullah,

Ada empat hal yang perlu kita perhatikan dalam melakukan muqarabah dan sekaligus muraqabah ini:

  1. Supaya kita selalu memperhatikan sejarah masa lalu untuk cermin dan pelajaran masa kini dan mendatang;
  2. Supaya kita introspeksi dan mawas diri dalam meniti hidup ini;
  3. Supaya kita bertaubat kepada Allah Swt.;
  4. Supaya kita berbuat lebih baik dari  tahun sebelumnya;

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Pertama, memperhatikan peristiwa masa lalu ini penting, supaya kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah berlalu. Allah Swt. melalui al-Qur’an al-Karim telah memperingatkan kita semua, supaya memperhatikan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan mengantisipasi perkembangan zaman, sebagaimana firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ  ١٨

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Hasyr: 18).

Dalam al-Qur’an banyak dikisahkan sejarah kehidupan umat dan kaum-kaum terdahulu. Bagaimana kisah keteladanan para Nabi dan para Rasul  yang selalu taat dan berbuat sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah Swt. sehingga diberikan pertolongan oleh  perlindungan-Nya, begitu pula sebaliknya  bagaimana ada sebagian kaum dan umat yang ingkar dan durhaka sehingga diberikan azab.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita inrospeksi kenapa sejak awal tahun 1997 hingga sekarang ini (+ 5 tahun), cobaan yang menimpa pada kita, bangsa Indonesia ini semakin berat dan terus berkelanjutan, silih berganti. Mulai dari krisis ekonomi, bencana alam yang berupa: kekeringan, penyakit hama tanaman, gunung meletus, banjir, demam berdarah, disusul dengan berbagai kejahatan mulai dari mabuk-mabukan, pemerkosaan di jalanan, teror bom di mana-mana yang mengakibatkan rasa tidak aman, pengungsian, kelaparan dan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Beberapa daerah yang dulunya subur  dan damai kini menjadi kering dan penuh dengan pertikaian dan permusuhan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Kenapa itu terjadi? Marilah kita bersama-sama  introspeksi dan mawas diri, kenapa dalam rentang waktu beberapa tahun ini, Allah Swt. terus menimpakan musibah-Nya. Marilah kita memperhatikan firman Allah dalam surat al-A’raf , 96:

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ  ٩٦

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Dalam surat al-Qashahs: 59 Allah juga berfirman:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبۡعَثَ فِيٓ أُمِّهَا رَسُولٗا يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهۡلِكِي ٱلۡقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهۡلُهَا ظَٰلِمُونَ  ٥٩

Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.

Dalam surat Ar-Rum: 41 Allah juga berfirman:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ  ٤١

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Kedua, kita diperintahkan oleh Allah untuk introspeksi, mengevaluasi diri kita sendiri, kenapa kita merusak tatanan sosial, kenapa kita merusak alam, membabat hutan, mengikis lahan pelindung banjir untuk kepentingan diri kita sendiri, untuk menumpuk kekayaan kita sendiri, tanpa mengindahkan kepentingan orang banyak dan kesejahteraan umat manusia. Akibat inilah Allah Swt. menimpakan azab kepada orang-orang yang ingkar dan tidak taat kepada-Nya tadi. Tetapi sebaliknya Allah melimpahkan rizki dari langit dan bumi-Nya kepada mereka yang beriman dan bertakwa. Oleh sebab itu, bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, musibah yang datang dari Allah bukanlah sebagai azab, melainkan hanya merupakan ujian dan cobaan.

(Mudah-mudahan kita termasuk kelompok ini, yang hanya diuji oleh Allah Swt.).

Dan berbahagialah orang-orang yang tetap sabar  dalam menerima ujian tersebut. Karena Allah SWT. berfirman dalam surat al-Baqarah: 155-156:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ  ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ  ١٥٦

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”( Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali).

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Ketiga, kita supaya bertaubat. Termasuk ciri orang yang bertakwa sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surat Ali Imran: 133 adalah, orang-orang yang sanggup bertaubat atas segala dosa yang telah diperbuatnya. 

۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ  ١٣٣

133.  Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Nabi sendiri pernah bersabda:

“Setiap anak Adam (manusia) mempunyai salah (dosa), dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.” [HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah] (‘Atha, 1993).

Oleh sebab itu berbahagialah orang yang selalu membaca kalimat thayyibah: tahlil, tahmid, tasbih dan istighfar. Karena Iblis tidak akan pernah mampu menggodanya. Memang Iblis pernah bersumabr akan senantiasa menggoda anak Adam selagi nyawa masih di kandung badan. Tetapi Allah pun menjamin  akan senantiasa mengampuni dosa-dosa anak Adam selagi mereka masih mau meminta ampunan kepada-Nya. Oleh sebab itu marilah kita bergegas memohon ampunan Allah SWT., bertaubat dan bergegas meraih surga-Nya.

Terakhir, mari kita berbuat kebajikan sebelum datang hari perhitungan Allah Swt., sebelum datang hari kiamat. Mari kita bertaubat sebelum ajal datang, mari beribadah ketika masih sehat sebelum jatuh sakit, mari kita beramal mumpung masih mampu. Dan akhirnya semoga Allah Swt. memudahkan semua urusan kita,  selalu diberikan inayah dan maghfirah-Nya, diampuni segala dosa dan kesalahan kita,  setiap saat dan waktu. Amin ya mujibassailin.***

Sumber: muslimahnews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *