Mengenal Djumadiono Bakal Calon Ketua PCNU Saat Bersaing dengan Kiai Saifuddin dan Gus Is

MALANG – Ada hal yang menarik saat konferensi Cabang NU Kota Malang di Universitas Widyagama Ahad (6/2/2022) lalu. Sebab, nama Djumadiono mencuat sebagai pesaing diantara Kiai Saifuddin Zuhri dan Kiai Isroqunnajah yang merupakan pesaing ketat kala itu.

Sorak gemuruh, tepuk tangan dan tertawa lepas terlihat dari wajah peserta konferensi saat panitia pemilihan membacakan nama beliau. Djumadiono mendapatkan satu suara ketika perolehan Kiai Saifuddin dan Kiai Isroqunnajah bersaing saling menyalip saat penghitungan.

Bacaan Lainnya

Saat dikonfirmasi, Pria kelahiran 1970 tersebut mengaku sengaja menulis namanya sendiri untuk memecah ketegangan yang ada. Ia menilai saat itu suasana sangat tegang dan tidak ala NU seperti biasanya.

“Saya pribadi melihat situasi yang ada kok tegang. Saya ingin ala NU. Cair. Ini bukan ketua partai. ini NU. Karena itu saya tulis nama saya sendiri,” ungkapnya.

Begitupun ia menerangkan saat dirinya mengikuti konferensi era Kiai Marzuki dan Gus Is semua tampak riang gembira tidak ada ketegangan.

“Saya pernah ikuti kedua zaman itu. Semua itu senyum, gembira. Ini kok seolah ada tekanan polarisasi ‘barat’ dan ‘timur’. Karena itu saya inisiasi untuk memcah ketegangan. Biar gak ngelu mas,” ucapnya.

Meskipun demikian, ia sadar bahwa saat namanya keluar, tidak mempengaruhi jalannya kesakralan pemilihan itu.

“Saat itu kan masih proses penjaringan calon. Saat saya melihat aturan tata tertib pemilihan (Tatib) yang bisa maju ke tahap selanjutnya memperoleh minimal 25% suara. Sehingga saya yakin ini hanya untuk memecah ketegangan saja,” terangnya.

Ust. Djumadiono Sejak remaja beliau merupakan Aktivis NU pada zamannya. Dirinya tercatat aktif sebagai pengurus Rayon, Komisariat IKIP  hingga Cabang PMII di era kepemimpinan Alm. Andre. Selain itu, dirinya juga pernah aktif sebagai pengurus Ansor usai kuliah.

Karir organisasi NU nya juga dimulai pada zaman Kiai Marzuki saat menjabat sebagai ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang. Saat itu dirinya diamanahi untuk mengurus lembaga dakwah NU (LDNU).

Saat era Gus Is lalu, dirinya kembali ditunjuk menjadi pengurus Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU). Belum usai menjabat, ia diamanahi sebagai ketua Tanfidziyah Ranting Mojolangu barat di tahun 2018 hingga sekarang.

Ia berharap semoga kedepan NU di Kota Malang bisa solid jadi satu tidak ada perpecahan.

“Kerjasama gandeng renteng antar pengurus NU, baik Pengurus PC, MWC dan ranting harus berkomunikasi baik. Tidak ada polarisasi. Semua jadi satu untuk NU,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar