Perilaku menunda-nunda pekerjaan biasanya disebut dengan istilah Procrastination atau prokastinasi. Orang yang suka menunda pekerjaan (Procrastinator), mereka biasanya beranggapan jika pekerjaannya tersebut dapat ia lakukan besok. Meskipun pekerjaan tersebut tetap dilaksanakan, namun menundanya adalah hal yang tidak dianjurkan.
Jika kita ingin menunda suatu pekerjaan, ingatlah bahwa tidak ada yang tahu apakah kita masih bisa menjumpai hari esok. Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian melakukan amal-amal salih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, di mana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tetapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu pagi ia kafir. Ia rela menukar agamanya dengan satu kesenangan dunia.” (HR. Muslim).
Dari hadis di atas, Rasulullah SAW. berpesan supaya kita tidak menunda-nunda pekerjaan. Apalagi jika pekerjaan itu merupakan suatu kebaikan. Karena menunda-nunda pekerjaan itu akan mendatangkan permasalahan. Beberapa alas an yang bisa menguatkan kita untuk tidak menjadi prokrastinator adalah tidak ada yang dapat menjamin kita masih hidup, masih diberi kesehatan, dan atau masih memiliki kesempatan yang sama di esok hari.
Bila kita masih mau menunda pekerjaan, coba pikirkanlah hal-hal berikut.
Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup dengan suatu sistem yang disiplin menjalankan tugasnya. Bayangkan saja jika jantung kita tidak berdetak sebagaimana mestinya, atau lambat dalam melakukan tugasnya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Pasti akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh kita. Sebab jika jantung melambat hingga turun 30 kali per menit, hal ini akan menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang, dan akan membuat pingsan, pusing, hingga sesak napas. Bahkan hal yang paling membahayakan lagi adalah akan terjadi gagal jantung, yang dapat berakhir pada kematian.
Lalu bagaimana memulai langkah agar tidak menjadi seorang prokastinator? Mula-mula, buatlah time line dari semua tugas atau pekerjaan kita. Hal ini berkaitan dengan kemampuan kita soal manajemen waktu. Yang kedua, berpikirlah realistis. Sering kali kita menunda pekerjaan karena kita menunggu segala sesuatu siap dengan sempurna. Dari sini kita harus menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan yang melekat pada manusia. Maka mulailah pekerjaan kita sedikit demi sedikit, setapak demi setapak. Perkara hasil bukan lagi menjadi kontrol kita. Orientasi kita adalah mengerjakan tugas semaksimal yang kita bisa.
Jadi, mulailah mengubah diri kita dari kebiasaan buruk seperti menunda pekerjaan. Sebagaimana halnya pesan nabi dalam hadis, bahwa tidak ada yang bisa menjamin kita masih hidup di esok hari. Karena sekali menunda pekerjaan, itu merupakan awal dari munculnya sebuah permasalahan.
Dewi Maghfirotussalami (Kader PKPT IPPNU UIN Walisongo, Semarang)
Editor: Hikmah Imroatul Afifah