Lolos PKM, Mahasiswa UMAHA Ciptakan ‘CHITEC’ Sarana Edukasi Perlindungan Anak

SIDOARJO – Ragam inovasi dan prestasi terus dihadirkan mahasiswa Indonesia di tengah sejumlah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Kali ini, mahasiswa Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (UMAHA) berhasil menciptakan inovasi media edukasi digital CHILD PROTECTION (CHITEC) yang membawa mereka mendapat hibah mahasiswa dari program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022.

Program ini mengatarkan Arneta Aprillia H (Hukum,2021), Imam Nur Wahyu I S (Hukum, 2021), Irma Nafa Nabila (Hukum, 2021), Akbar Riskiyanto (TeknikInformatika, 2020), dan Nabila Ekky O P (Manajemen, 2020) berhasil meraih pendanaan diajang PKM 2022 pada bidang pengabdian masyarakat.

Bacaan Lainnya

Nantinya program ini merupakan bentuk sosialisasi dengan memanfaatkan platform tiktok, instagram, youtube, facebook, dan website sebagai sarana edukasi digital tentang perlindungan anak agar jangkauan lebih meluas pada masyarakat.

Tidak hanya sosialisasi media digital saja, nantinya mereka juga akan melakukan pemberdayaan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan rasa aman dan nyaman untuk anak-anak mereka agar tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan baik sesuai hak-haknya yang sudah tercantum dalan Undang-Undang Perlindungan Anak.

“Ide ini dipilih karena pada saat ini kasus kekerasan, pelecehan, pembullyan pada anak marak terjadi. Masyarakat awam pun akan menutup mata dan mulut ketika hal itu terjadi disekitar. Mayoritas masyarakat memilih diam bahkan akan menyalahkan korbannya tanpa tahu akibat yang akan terjadi pada korban,” Ujar Arneta sebagai ketua tim.

Tim CHITEC ikut ambil bagian pada kategori Pengabdian Masyarakat dengan mengusulkan judul proposal ‘Sosialisasi Chitec (Child Protection) Sebagai Sarana Digital Untuk Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Terhadap Perlindungan Anak’.

“Awalnya pembuatan proposal ini hanya ditujukan untuk pemenuhan tugas orientasi dan mendapat sertifikat saja. Namun, berlanjutlah pada event kampus tepatnya diesnatalis dan mendapat nominasi proposal terbaik. Lalu mengikuti saran dari Kaprodi untuk melanjutkan proposalnya agar dapat diajukan ke PKM,” imbuhnya.

Ia mengaku proses yang dibutuhkan sangat panjang mulai dari penemuan ide, penyusunan, seleksi internal kampus, revisi, dan berakhir pada submit proposal PKM di akun Simbelmawa.

“Pada tahap seleksi setelah upload di Simbelmawa kami tidak pernah berharap lebih bahkan untuk lolos, karena ini pertama kalinya kami menyusun proposal dengan ide yang sedemikian rupa,” ujarnya.

Sebagai Informasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah kegiatan yang  dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *