Lima bekal itu, pernah disampaikan mantan Rois Aam PBNU, Almaghfirlah Romo KH. Ali Maksum (198-1984).
– Bekal pertama, tahu tentang ilmunya Nahdlatul Ulama (Ilmul Ulama).
Orang NU harus tahu tujuan didirikannya NU.
Menurut Kiai Hamid Mannan, NU didirikan karena memiliki tiga tanggung jawab :
1. Tanggung jawab keagamaan (mas’uliyah diniyah),
2. Tanggung jawab kenegaraan (mas’uliyah wathoniyah),
3. Tanggung jawab kemasyarakatan (mas’uliyah ijtimaiyah).
– Bekal kedua, memiliki rasa kepercayaan penuh thd NU (assiqatu binahdhotil ulama).
Warga NU harus percaya pemimpinnya.
Jika warga NU berada di ranting, maka harus percaya kpd ketua rantingnya. Jika di cabang, maka harus percaya kpd ketua cabang hingga sampai ke tingkat pusat, harus percaya kpd ketua PBNU.
– Bekal ketiga, beramal sesuai dg ajaran NU
(al amalu binahdotil ulama).
Amalan sehari² warga NU, harus mengacu kpd ketentuan & metode yang ditetapkan oleh NU. Warga NU tidak boleh menerapkan amalan yg bukan amalan orang NU.
– Bekal keempat, berjihad di jalan NU
(al jihadu fi sabili nahdotil ulama). Jihadnya orang NU tdk sama dg organisasi lainnya. Warga NU tdk suka berjihad menggunakan kekerasan. Memerintah kebaikan harus menggunakan kebaikan, bukan dg kekerasan (amar makruf bil makruf). Bahkan mencegah kemungkaran, juga dilakukan dg cara yg baik (nahi munkar bil makruf). – Bekal kelima, sabar berada di NU (assobru binahdotil ulama). Berjuang di NU harus sabar, tidak sombong dan menghargai orang lain. Berjuang di NU tetap mengedepankan ahlaqul karima. Perjuangan awal Rasulullah Muhammad adalah perjuangan untuk melakukan perubahan moral, yang kemudian disertai dengan dakwah perubahan aqidah.