Lantunan Qasidah Warnai Haul Virtual KH. Masduqi Mahfudz

Malang-Haul ke 7 al-Maghfurlah Kyai Achmad Masduqi Mahfudz dan Nyai Chasinah Chamzawi berbeda dengan haul-haul sebelumnya. Haul kali ini dilaksanakan secara virtual yang dihadiri oleh KH. Mustofa Bisri, KH. Miftahul Akhyar, Habib Hadi Al-Kaff, Habib Abdullah al-Haddad, Habib Husain bin Alwiy, KH. Marzuki Mustamar, dan beberapa Kyai dan Habaib lainnya.

Acara yang dilaksanakan di pusara maqbarah al-Maghfurlah sangat hikmad, dimulai dengan pembacaan Qasidah Burdah karya Imam al-Busiri dengan berbagai lagu. Lantunan syair-syair Burdah diiringi tabuhan hadrah, yang memantulkan aura seakan-akan menyambut seseorang yang lagi merindu. Qasidah, orang Indonesia menyebutnya syair atau puisi, membawa mustami’in pada kisah tentang Nabi Muhammad, pujian-pujian pada beliau, perjuangan, nilai-nilai moral, pesan-pesan hikmah yang luar biasa.

Bacaan Lainnya

Qasidah Burdah, bukanlah satu-satunya kisah Nabi Muhammad yang berupa syair atau kisah dengan genre puisi, tetapi banyak sekali Kisah Nabi, Manaqib Ulama, Sirah Dzatiyah, Biografi yang ditulis dengan genre puisi, ada kitab Maulid Barzanji, Maulid Ad-Dibai’i, Shimtu Ad-Duror dan beberapa kitab lainnya. Ada Qasidah Manaqib, seperti  Qasidah al-Waidh al-Andalusi li ummil mu’minin, Qashidah al-Widahiyah li Ummi al-Mu’minin Aisyah, Qasidah fi Nadhi al-Faruq,  Manaqib fi Jawahir al-Ma’ani Li syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan kitab-kitab lainnya, ada pula kisah yang hanya ditulis dengan beberapa qasidah saja tidak berupa antologi, tetapi hanya lembaran bahkan bait-bait saja.

Qasaid Li Syaikhina Masduqi Mahfud, hanya beberapa bait syair (bukan manaqib), yang tidak mampu mengulas banyak perjalanan beliau yang luar biasa. Bait-bait itu hanyalah ungkapan rindu, doa, keteladanan, kesenangan beliau dalam fan ilmu, kegigihan beliau. Walau hanya berupa bait syair, tapi dapat dinarasikan dengan syarah-syarah perjalanan beliau yang luar biasa.

Qasidah Manaqib tidak seperti Nasr (prosa), ia hanyalah cuplikan-cuplikan kehidupan paling inti pada seseorang. Kisah berupa syair/puisi juga lebih mudah diingat dan didendangkan, maka tidak sedikit manaqib, sirah, dan lainnya berbentuk syair.

Qasidah Syikhuna yang dilantunkan santri Nuha dengan suara indahnya, menambah imaji-imaji kerinduan kepada beliau, seorang sosok panutan yang berjuang dari zero menuju pada pengamalan hadis Nabi Khairun Nas Anfa’uhum linnas sangat terasa, ditambah dengan berbagai kisah kehidupan beliau yang kisahkan oleh Gus Mus (KH. Mustohfa Bisri), Habib Husain bin Alwiy, dan murid beliau KH. Marzuki Mustamar. Abah dari Kyai Muhammad Isyroqun Najach, Kyai Muhammad S Niam, Kyai Achmad Shampton Masduqie ini memiliki banyak kisah yang penuh tantangan, kezuhudan, kesabaran sebagai pernah diceritakan gus Rektor Rijal Mumazziq Z.

Qasidah tidak akan pernah dapat mengisahkan perjalanan panjang seseorang, ia hanya dapat berkisah paling perih, paling bunga, dan paling lainnya.

Allahumma Yarha li masyakhina

Penulis: Dr. Halimi Zuhdy. MA  ( Dosen  UIN MALIKI Malang)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *