Kajian Fikih NU Yosodadi: Lebih Dahulu Kurban atau Akikah?

PR NU Yosodadi
PR NU Yosodadi

Metro – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Yosodadi mengupas tuntas fikih berkurban. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid Hidayaturrahman, Yosodadi, Kec. Metro Timur, Kota Metro (02/07). Berkolaborasi dengan Ittihadul Mutakhorijin Al-Falah Ploso (IMAP) Kota Metro, PRNU Yosodadi menghadirkan forum interaktif antara pemantik dan masyarakat.

Kajian dibuka ba’da Magrib oleh Ust. Fatah Yasin selaku Ketua Tanfidziyah NU Yosodadi. Antusiasme masyarakat dengan Kajian Fikih Berkurban terbukti dari banyaknya yang bertanya. Sebagai pemantik, Ust. Syaibani (Ketua IMAP Metro) menjawab berbagai pertanyaan dengan jelas berdasarkan syariat Islam Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah.

Bacaan Lainnya

Salah satu pertanyaan yang sangat empiris ialah, “Mana yang didahulukan, kurban atau akikah?” Antara akikah dan kurban terdapat kesamaan, yakni sama-sama sunah (selama tidak bernadzar). Sementara itu, perbedaan antara keduanya ada pada waktu pelaksanaannya.

“Setelah anak telah baligh, kemudian ia mengakikahkan dirinya sendiri, maka secara tidak langsung ia menolong orang tuanya. Jadi, bila anak belum akikah, alangkah lebih baiknya akikah dulu sebelum berkurban.” Jawab Ust. Syaibani.

Selain itu, pertanyaan lain dari jamaah yang hadir, yakni “Bolehkan membagi daging kurban kepada nonmuslim?”

“Pada hakikatnya, mentasyarufkan daging kurban tidak ada ketentan secara khusus. Artinya, daging kurban boleh dibagikan baik kepada kalangan miskin maupun kaya, termasuk kepada orang muslim atau nonmuslim. Bahkan hal itu menjadi syiar Islam. Dengan membagi daging kurban kepada nonmuslim, justru benar-benar mencerminkan ajaran Islam yang peduli sesama manusia.” Ujar alumnus Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri ini.

Selain itu, pemantik kegiatan Kajian Fikih Berkurban ini juga menjawab pertanyaan tentang teknis penyembelihan sesuai fikih, doa saat menyembelih, batas-batas kebolehan panitia kurban dan berbagai persoalan yang kerap terjadi ketika momen Idul Adha.

Kegiatan ini juga dihadiri pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Metro Timur, serta tamu undangan dari PRNU kelurahan lain di Kota Metro. Kemudian, kegiatan ditutup dengan doa dari Ust. Syaibani sebagai pemantik Kajian Fikih Berkurban.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *