Indonesia Thoghut?

Oleh: Febi Akbar Rizki

Mari menyelisik pemikiran soal persepsi Indonesia thoghut, logika macam apa yang membenarkan seseorang yang lahir di negerinya, belajar di tanah airnya, bahkan ada yang digaji negaranya, tapi masih berpikir Indonesia toghut? Kelompok ini tentu pantas dicap pengkhianat negara.

Bacaan Lainnya

Bila para kelompok pemikir cingkrang & pendukung khilafah—oknum yang mengaku Islam, padahal simpatisan radikalisme—kayak mereka dimotori oleh ustaz-ustaz kemarin sore, bahkan ada yang baru mualaf. Indonesia dengan Ideologi Pancasila dipelopori oleh para alim ulama, Hadrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari misalnya. Jika ulama dulu yang jauh lebih alim saja sepakat, setuju dan sefrequensi dengan Pancasila, kenapa harus mengikuti para pengusung khilafah & oknum yg mengaku ustaz itu?

Konsensus para ulama yang menegaskan bahwa “NKRI Harga Mati” ini tentu sarat akan makna. Ingat! Penduduk muslim terbanyak ada di Indonesia, ratusan ribuan masjid, ribuan pesantren, madrasah diniyyah, TPQ juga hanya di Indonesia, ribuan majlis ta’lim, majlis dzikir juga di Indonesia, tahfidz qur’an dan jamaah haji terbanyak juga dari Indonesia, dan masih banyak lagi khazanah kekayaan Islam di Indonesia.

Artinya apa? Enggak usah ikut-ikutan golongan yang seneng teriak-teriak “tegakkan negara Islam” ataupun simpatisan khilafah yang mengatasnamakan Islam. Selama Pancasila menjadi ideologi negara, selama itu pula praktik keagamaan di negeri ini terus berjalan. Oleh karenanya, membela negara & menjaga Indonesia sama halnya dengan membela serta menjaga seluruh aset Islam yang ada di Indonesia. Merdeka!

Sumber Gambar: indozone.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *