Gercep, PCNU Kota Malang Bikin Posko Crisis Center Atasi Tragedi Kanjuruhan

MALANG – Masih banyaknya korban yang belum ditemukan atas insiden Kanjuruhan, PCNU Kota Malang dirikan posko crisis center. Posko itu berdiri di Kantor PCNU Kota Malang Jl Hasyim Asy’ari 21 Kota Malang.

Instruksi PWNU Jatim dan PBNU ke PCNU Malang Raya menjadi acuan kami untuk membentuk Posko ini,” ucap Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang Dr KH Israqunnajah.

Bacaan Lainnya

Setelah berita itu mencuat, pihaknya langsung membentuk tim yang beranggotakan beberapa lembaga. diantaranya adalah LKNU, LPBI NU, LPBH NU , LKKNU, Satkorcab Banser, dan lembaga lainnya.

PCNU sendiri, sambung Gus Is – sapaan akrabnya, begitu mengetahui peristiwa ini langsung koordinasi dengan PWNU dan PBNU. Ke internal, PCNU juga koordinasi dengan lembaga terkait yang biasa menangani jika ada case seperti ini.

“Pagi sekali (Minggu, 2 Oktober, Red), LPBI NU langsung koordinasi dengan Lembaga Kesehatan dan Posko Covid yang memang masih belum dibubarkan. Sehingga pagi sekali posko sudah berdiri di depan Kantor PCNU. Alhamdulillah langsung bermanfaat bagi masyarakat,” kata Gus Is.

Setelah siang, Posko langsung menangani korban. Tim dari LPBI dan Satkorcab Banser menjemput salah satu korban di kawasan Dinoyo yang merasakan sesak nafas.

Tim lapangan yang dikomando Ketua LPBI NU Kota Malang Chilmi Wildan langsung mengevakuasi korban ke RSI Unisma. “Dalam penanganan kasus ini kami memang bekerja sama dengan RSI Unisma. Sedang pembiayaan dicover oleh Pemkot Malang bagi yang ber-KTP Kota Malang,” kata Wildan.

Di Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan ini memberikan layanan lengkap. Ada pengobatan dari Lembaga Kesehatan (LKNU), advokasi hukum dari LPBH NU, pengaduan orang hilang, hingga trauma healing.

“Kami melibatkan banyak lembaga internal dan eksternal dalam bentuk kolaborasi. Misalnya untuk trauma healing kami bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Malang. Sedang dokter yang menangani dari FK UB dan FK Unisma,” jelas Dr dr Syifa Mustika SpPD-KGEH, utusan dari LKNU PBNU dan sekretaris LKNU Kota Malang.

Selain di posko, tim juga akan melaksanakan jemput bola. Ini akan dikoordinasikan dengan pemda Malang Raya dan komunitas di Malang.

Bentuknya berupa mendatangi korban tragedi ini di kediamannya. “Biasanya korban akan merasakan keluhan trauma pada dua atau tiga hari setelah kejadian. Jadi mereka akan kami datangi. Kami berupaya mengobati jika ada keluhan, baik fisik maupun psikis,” jelas dr Syifa.

Di Posko sendiri, tim dokter dan psikolog juga disiapkan. Mereka berada di bawah koordinasi langsung PCNU Kota Malang.

“Semoga keberadaan posko bisa membantu para korban sebelum mendapat bantuan dari pemerintah,” ucapnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *