Malang – (13/11/2021) dalam upaya memajukan budaya desa, Desa Balesari melalui Program Pemajuan Kebudayaan Desa mengadakan seminar kebudayaan dengan tema Revitalisasi budaya lereng kawi: mengurai relasi antara cerita panji, mawar dan ketela.
Acara yang digelar melalui live IG ini, merupakan program yang diperoleh desa Balesari dari Dirjenbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dalam seminar ini mengundang dua narasumber Iga Anom Astika (Stafsus Dirjen Kebudayaan RI) dan Dwi Cahyono (Sejarahwan dan arkeolog Malang).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Daya warga dengan didampingi oleh daya desa bapak Muhammad Imron.
Dalam wawancara kami beliau menyampaikan program pemajuan Kebudayaan desa ini juga akan menggalang kolaborasi lintas sektoral, yakni State (Dirjenbud, pemkab Malang dan Pemdes), civil society (lembaga adat desa dan sekartaji community), Akademia (LPPM UNIRA Malang), Private sector (beberapa Perusahaan di sekitar kec Ngajum), serta media (Nuvoice.or.id)
Nantinya, Semua aktor tersebut akan berbagi peran dalam upaya menggerakkan tradisi dan kebudayaan lereng Kawi yang menjadi gerak ekonomi lokal ditengah pandemi.
Selaku narasumber, Iga Anom menjelaskan bahwa relasi desa dan negara merupakan dua hal yang tak terpisahkan,
“Pembinaan desa merupakan pondasi awal dalam membangun budaya,” terangnya.
Disisi lain, Dwi Cahyono sebagai arkeolog mengurai sejarah antara tari topeng panji, mawar dan ketela. Ketiganya dikaitkan dalam konteks pembangunan desa yang ada di kabupaten Malang.
Di akhir, Wahyu Ahmad Muzaidin selaku daya warga berharap kegiatan ini dapat menjadi gerbang utama dalam upaya merevitalisasi budaya yang ada di desa balesari dan didaerah lereng gunung Kawi.
Sebelumnya, revitalisasi budaya lereng Kawi ini terdapat beberapa rangkaian acara. Diantaranya adalah seminar pemajuan budaya, pelatihan tari topeng, pelatihan olahan mawar, pelatihan bercerita, ritual pensucian topeng panji serta festival mawar fan ketela.
Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan tanggal yang berbeda dengan tajuk Festival Mawar dan Ketela.
Mantap