Burdah & Nahjul Burdah

Oleh: K.H. Ahmad Musthofa Bisri

Adalah Ka’b bin Zuhair (w. 647 M.), tokoh penyair abad ke 7 dari Keluarga Penyair (ayahnya, Zuhair, dan kakeknya, Abu Sulmä adalah penyair-penyair kenamaan) yang pernah digosipkan telah membuat puisi hijã, menyerang Rasulullah–shallaLlãhu ‘alaihi wasallam– dan kemudian diberitahu bahwa dia telah ‘divonis mati’. Dalam kasidah (puisi panjang)-nya “Banãt Su’äd” yang ia bacakan di hadapan Rasulullah –shallaLãhu ‘alaihi wasallam– dia berkata, “Unbi’tu anna RasűlaLlãhi au’adanii wal’afwu ‘inda RasűliLlãh ma’műlu

Bacaan Lainnya

…..” (Aku diberitahu bahwa Rasulullah mengancam membunuhku, sedang pemaafan dari sisi Rasulullah sangat diharapkan… Janganlah hukum aku karena omongan-omongan para pengadu. Aku tidak berdosa meski banyak gosip menyerangku…). Kemudian dengan indah tanpa berlebihan, dia memuji Rasulullah –shallaLãhu ‘alaihi wasallam. Begitu selesai melantunkan kasidahnya, Rasulullah–shallaLlãhu ‘alaihi wasallam– pun melepas burdah (semacam mantel penahan dingin) beliau dan menyampirkannya ke pundak Ka’b. Sejak itu kasidah “Banãt Suäd” dikenal sebagai “Kasidah Burdah” .

Kira-kira 7 abad kemudian, seorang penyair dari Mesir, Muhammad bin Said Al-Busheiri (1213-1295 M), terinspirasi Kasidah Burdahnya Ka’b bin Zuheir, membuat Kasidah Pujian juga kepada Rasulullah–shallaLãhu ‘alaihi wasallam– yang kemudian justru lebih masyhur sebagai Kasidah Burdah. Hal ini mungkin karena Al-Busheiri dikenal sebagai sufi dan konon ketika menulis kasidah ini, beliau bermimpi bertemu Rasulullah –shallaLãhu ‘alaihi wasallam– dan dihadiahi burdah sebagaimana Ka’b. Yang jelas Burdah Al-Busheiri jauh lebih populer.

Bahkan setelah “Burdah” Al-Busheiri banyak penyair yang membuat kasidah Nahjul Burdah, “Kasidah Ala Burdah”. Kasidah pujian kepada Rasulullah–shallaLãhu ‘alaihi wasallam– dengan model Burdah-nya imam Busheiri. Di antara kasidah-kasidah ala Burdah itu yang paling terkenal ialah “Nahjul Burdah”  karya ‘Amirnya Para penyair, Ahmed Shawqi (1870-1932) yang pernah dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Mesir, Ummi Kultsum.

Di bulan kelahiran Rasulullah ini, marilah kita ‘hadirkan’ beliau dengan berselawat dan menampilkan akhlak teladannya.⚘

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *