Budaya Telat Bukan Perkara Sepele

Oleh: Chasib Idris

Sebelumnya mohon maaf, bukan maksud saya menyinggung atau merasa paling disiplin perkara tepat waktu. Namun, budaya telat memang bukan hal yang bisa—dengan mudah—diremehkan, kebiasaan telat tidak sesepele itu.

Bacaan Lainnya

Sebenarnya, saya pribadi juga berkeinginan untuk telat dalam setiap pertemuan, toh juga seperti biasanya, kesepakatan waktu rapat pasti akan molor dan tentu rapatnya pasti bakalan telat. Setiap kita pasti memiliki kesibukan dan kepentingan yang padat. Jadi, setiap detik yang ada menjadi begitu berharga. Sebab, jika masalah waktu saja masih diremehkan, apalagi berbagai agenda atau program yang akan dilaksanakan.

Datang tepat waktu itu memang beresiko banget. Dan, tulisan ini lebih dari sekadar rasa grundel saya sebagai pengurus IPNU. Jadi, hal semacam ini ya perlu disampaikan. Logika sederhananya seperti ini, mungkin sudah terstempel di kepala banyak orang kalau orang NU enggak bisa datang tepat waktu, rapat selalu molor, kegiatan selalu amburadul, dan stigma negatif lainnya. Itu ulah siapa?

Dengan persepsi itu, apakah ada yang bikin orang enggak mau mengurusi NU? Tentu saja, banyak.

Mereka mungkin lebih memilih berorganisasi di instansi lain aja daripada di banom NU, bahkan kalau yang tidak tahu malah akhirnya mereka berorganisasi dan juga dekat dengan golongan sebelah. Kalau perlu bukti saya kenalkan orangnya.

Sok sokan berharap mendapat doanya K.H. Hasyim Asary karena sudah menjadi pengurus NU? Padahal dibalik status pengurus tersebut malah realitanya minta diurus. Mengurusi NU tentunya berbeda dengan sekadar menjadi pengurus NU ya. Jangan terlalu berharap kalau urusan konfirmasi terlambat yang tinggal chat WA saja enggak bisa mau berambisi terlaksana semua program dengan maksimal.

Meski demikian, saya tetap mengapresiasi terhadap setiap pengurus yang sudah meluangkan waktunya untuk hal yang tidak bercuan ini, tetapi ke depan ya minimal konfirmasi kalau mau telat biar semua tahu, kalau memang banyak yang konfirmasi telat kan ya bisa diundur sekalian forumnya, biar bisa sama-sama nyaman dan menyamankan diri untuk hal lain mungkin.

Begitu pula bagi yang berhalangan hadir dengan alasan yang jelas. Jika ada konfirmasi akan lebih baik.

Kalau sedang sakit ya bisa didoakan segera lekas sembuh, kalau semisal memang ada halangan ya bisa didoakan segera lekas selesai urusannya. Kalau konfirmasi hadir, apalagi mengatasnamakan Allah dengan kalimat “Insyaallah” padahal sebenarnya tidak lain karena males kan ya sungguh malu kepada Mbah Hasyim dan para leluhur yang telah berjuang untuk menjaga Islam yang murni dengan haluan Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah. Sekali lagi, budaya telat bukan perkara sepele dan bisa diremehkan begitu saja.

Penulis : Chasib Idris | Wakil Sekretaris PC IPNU Kota Malang

Editor   : Febi Akbar Rizki

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *