MALANG – Ny. Mutammimah Hasyim, ketua Muslimat NU Kota Malang mengungkapkan tidak semua pendakwah sekarang mempunyai hafalan Qur’an yang bagus, bahkan tidak sedikit yang membaca Qur’an nya fasih. Karena itu, dirinya bercita para ulama atau dai kelak mempunyai hafalan Al-Quran.
“Kalau diluar negeri ulama itu tahfidz. Kalau disini belum tentu,” ucapnya saat agenda sowan IPNU IPPNU Kota Malang pada senin (16/5/2022) di ndalem pondok Al-Hikam Malang.
Hal itu yang mendasari berdirinya program pendidikan Sekolah Tinggi Kuliyyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam. Program tersebut merupakan pendidikan agama islam yang menitikberatkan pada skill dakwah para tahfidz Qur’an.
STKQ tidak diperuntukkan khusus calon mahasiswa yang sudah hafal Al-Quran 30 juz melainkan mewajibkan para mahasiswanya menghafal Al-Quran ketika sudah diterima. Kampus tersebut memfokuskan pada Progam Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Selama empat tahun kuliah, mereka dibekali ilmu agama secara gratis sebagai modal dakwah nanti ketika bermasyarakat.
“Mereka sebelum lulus dikirim ke luar jawa untuk berdakwah secara mandiri. Saat ini, banyak yang sudah mendirikan rumah tahfidz dengan nama Zawiyah,” terang istri Alm. K.H. Hasyim Muzadi tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya ingin berkolaburasi dengan fatayat NU untuk terus menghidupkan ide ini melalui pendirian rumah Tahfidz.
“Saya dorong fatayat NU untuk mendirikan rumah tahfidz agar di Malang lebih menjamur lagi. Karena banyak rumah tahfidz yang tidak bersanad jelas,” tambahnya.
Sebelumnya, PC IPNU IPPNU Kota Malang, dalam rangka lebaran, berkeliling sowan ke ndalem Kiai dan Bu Nyai se-Kota Malang. Agenda ini merupakan rangkaian program selama Syawal dalam memperkuat silaturahmi antar kader NU dan para Ulama.
