Bolehkah Minta Maaf Lewat Story WA?

MALANG – Suasana Idul Fitri, Gus Rifqil Moeslim Suyuthi memberikan jawaban mengenai fenomena meminta atau memberikan maaf melalui media sosial. Hal itu ia jelaskan dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Brawijaya (KMNU) pada Sabtu (7/5/2022).

Pertanyaan mengenai trend meminta atau memberikan maaf melalui story media sosial diajukan oleh salah satu peserta pada sesi tanya jawab.

Bacaan Lainnya

“Kalau menjamak maaf-maafan lewat Strory WA, atau semacamnya apakah boleh padahal dosa yang dilakukan offline ? Lalu apakah itu sudah cukup atau menunggu ada yang reply terus nyambung pembicaraan-nya pada orang yang bersangkutan?,” tanya Deni Kurniawan, Mahasiswa FEB UB salah satu peserta zoom.

“InsyaAllah orang sekarang pemaklumannya lebih ya. Ketika membaca sosial media terus ada orang pasang status maaf oh berarti orang ini sudah memaafkan karena keterbatasan tadi.” Jawab Gus Rifqil, Suami Ning Imas Lirboyo tersebut.

Ia menceritakan pengalaman dirinya yang tidak sempat membalas satu persatu WA yang masuk, karena jumlahnya yang banyao. Karenanya hal itu bisa dimaklumi.

“Tidak semua kirim forward pesan itu. dan di sosial media yang lain juga sama tidak bisa saya respon semua juga karena tangan saya Cuma 2 jari saya Cuma 10 dan kadang tertumpuk-tumpuk yang lain.” Ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam Kendal Kaliwungu tersebut.

Namun, akan lebih baik meminta maaf mampu dihubungi secara personal , agar bisa menyebutkan kesalahan. Sebab, meminta maaf harus didasari tulus dan ikhlas.

“Yang penting diniatkan meminta maaf dan memaafkan dengan keikhlasan hati dan tulus. asalkan kita tidak menggampangkan. Kalau kita memang mampu dan kita tahu kontaknya dan mampu menyebutkan kesalahan kita yang dimaksud syukur-syukur ketemu langsung itu lebih utama,” Terang Alumnus Pascasarjana UIN Walisongo Semarang tersebut.

Beliau juga mengingatkan agar tidak menggampangkan urusan agama meski teknologi telah berkembang untuk memudahkan manusia. Meminta maaf secara langsung lebih utama apabila memang mampu.

“Teknologi itu kan diciptakan untuk memudahkan manusia bukan untuk mempersulit manusia, jadi sekali lagi agama itu gampang tapi jangan digampangkan. Kalau memang mampu bertemu langsung itu lebih utama,” Ungkap Pemilik Gus Rifqi Channel tersebut.

Halal Bi Halal bertema Sucikan Hati Kuatkan Silaturahmi Pasca Pandemi diadakan secara online melalui zoom meeting. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 40 peserta anggota KMNU Universitas Brawijaya. Setelah sesi tanya jawab, acara dilanjuutkan dengan pemaparan kesan pesan oleh masing-masing perwakilan departemen KMNU UB. Terdapat doorprize di akhir acara bagi peserta yang beruntung.

Pewarta : Enda Sartika

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *