MALANG – Momen Ramadhan merupakan waktu yang ditunggu oleh banyak umat Islam. Tidak hanya keriuhan suasana Ramadhan, tapi berpuasa bersama menjadi ibadah yang dinantikan oleh masyarakat muslim. Namun, bolehkah penderita stroke ikut berpuasa saat Ramadhan?
Dokter umum RSI UNISMA dr Galih Radityo Prabowo menjelaskan bahwa sah-sah saja pasien penderita stroke berpuasa, asalkan dirinya tetap mengkonsumsi obat yang telah diberikan dokter. Akan tetapi, bagi mereka yang sedang dalam perawatan Inap rumah sakit, dianjurkan untuk tidak berpuasa.
“Saat dinyatakan stabil oleh dokter dan boleh pulang dari RS, maka boleh saja, asalkan tetap mengkonsumsi obat saat sahur atau buka dan tetap mendengarkan saran dokter saat rawat jalan,” jelasnya dalam acara podcast bersama Madina FM pada (7/4/2022).
Ia lalu menjelaskan bahwa masyarakat perlu waspada dengan penyakit ini. Sebab, banyak diantara pasien yang terkena serangan stroke karena pola hidup dan makanan yang tidak sehat. Di sisi lain, kurangnya olahraga juga menjadi faktor penentu penyakit ini.
“Penyakit stroke ini penyakit yang mematikan ketiga setelah Jantung dan kanker. Sumber utama penyakit ini adalah pola hidup dan makan. Kalau bisa kurangi makanan berminyak dan manis. Lebih dari itu, perbanyak olahraga dan aktivitas berkeringat,”tuturnya.
Dirinya lalu menerangkan tentang ciri orang yang terkena penyakit stroke. Diantaranya adalah Face (wajah) apakah wajah nya itu simertris atau tidak, biasanya terlihat dari cara dia senyum. Kemudian Arm (otot). Kondisi storke bisa dilihat apakah ototnya sudah belok atau ada urat yang tidak lurus lagi. Yang terakhit adalah Speed (kecepatan). Kecepatan ini bisa dilihat dari cara dia biacara, berjalan dan bahkan berpikir.
“Meskipun serangan stroke ini terbilang mendadak tidak bisa diprediksi. Sebab, penyakit ini menyerang pembuluh darah otak yang berakibat menyerah komponen utama tubuh,” terangnya.