AD-ART Ditolak 7 Kali, Perjuangan Mendirikan Komunitas Santri Bersuara

Kontra
Dokumentasi postingan instagram kontra.official_

Oleh: Enda Sartika

Meskipun pengajuan mendirikan Komunitas Santri Bersuara (KONTRA) telah ditolak sebanyak 7 kali oleh pihak pesantren, lantas tidak membuat Fairuz dan teman-teman menyerah. Komunitas yang baru diresmikan Juli 2021 tersebut mendapat berbagai banyak hambatan dalam pendiriannya. Salah satu faktornya adalah bertentangan dengan konstitusi yang ada di pesantren Madinatul Thafidz, Depok. Anggaran Dasar pesantren menyebutkan bahwa satu-satunya organisasi yang mewadahi seluruh kegiatan sosial santri hanyalah Organsiasi Pesantren Madinatul Qur`an atau disingkat OSPMQ.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya keberadaan komunitas itu ilegal. Dari awal adanya pesantren memang tidak ada komunitas atau ikatan. Satu-satunya organisasi yang ada hanyalah OSPMQ.,” Ungkap Fairuz, pendiri sekaligus pembina KONTRA.

“Kalau mau meresmikan komunitas di suatu lembaga kan ada AD-ARTnya, namun meski AD –ARTnya pernah ditolak 7 kali, akhirnya KONTRA jadi komunitas yang dibanggakan oleh pesantren,” Tambahnya.

Komunitas Santri Bersuara (KONTRA) adalah komunitas yang berorientasi pada pengembangan public speaking di lingkungan Pondok Pesantren Madinatul Qur`an. Pendiriannya dilatar-belakangi oleh momentum Tahun Perubahan. Momentum tahun perubahan menjadi tonggak berdirinya Komunitas Santri Bersuara (KONTRA). Gerakan Tahun Perubahan dirintis oleh Fairuz Abror dan teman-temannya yang mengeluhkan adanya kebiasaan bullying, kesenjangan antar kelas dan angkatan yang terjadi cukup tinggi di lembaga pendidikan termasuk salah satunya pesantren.

“Lembaga pendidikan yang kita tahu memiliki kebiasaan membully. Kesenjangan sosial antar kelas dan angkatan yang sangat tinggi. Nah, kita punya komitmen untuk melakukan perubahan agar kebiasaan buruk tersebut tidak berlanjut. Dari situ lahirlah momentum tahun perubahan. Tahun perubahan ini diakui oleh OSIS – OSIS se-Jabodetabek. Anak-anak pesantren ini pada tahu ada gerakan tahun perubahan sehingga berimbas pada perubahan kebiasaan di pesantren. Perubahannya seperti tidak ada lagi bullying dan kesenjangan antar kelas atau dengan senior,” Pungkasnya saat diwawancari (11/04/2022) melalui aplikasi Google Meeting.

Selain itu, gerakan tahun perubahan juga mencoba mengubah sistem yang menurut mereka kurang layak diterapkan di pesantren.

“Sistem yang menurut kami nggak bagus seperti pembina yang teriak-teriak dihitung 1-10 yang belum ke masjid nanti dihukum. Ada juga kakak tingkat yang dianggap sebagai gangster yang ngebuat adik kelas pada takut, tapi sekarang sudah nggak ada. Kalau ada kakak kelas lewat sekarang adik-adiknya pada ngucap salam. Bahkan kepala pesantren pernah mendatangi saya dan mengeluh baru tahun ini anak kelas 7 kalau saya lewat pada ngucapin salam sampai ustadnya capek jawabin satu per satu. Hal ini berbeda dari tahun sebelumnya yang mana kalau Ustadz Kepala Pesantren lewat, santri-santri pada takut dan sembunyi. Alhamdulillah banyak kultur yang dirubah sama tahun perubahan salah satunya juga melahirkan Komunitas Santri Bersuara (KONTRA)” Ungkapnya.

Tahun perubahan juga merupakan momen sakral di pesantren karena perlahan telah menghapus kebiasaan buruk di pesantren.

“Kan Santri terbiasa untuk mengerjakan apa yang disuruh, Namun di momen tahun perbahan kita mengajarkan adanya motivasi untuk bergerak. Daripada menyuruh orang melakukan sesuatu mending kasih alasan orang itu kenapa harus melakukan itu. Contohnya kita ngasih alasan kenapa harus ikut tahun perubahan jadi nggak Cuma sekedar nyuruh,” Terangnya.

Fairuz juga mengatakan bahwa awal berdirinya KONTRA ini bercermin dari adanya salah satu kader KONTRA yang memiliki pengaruh di angkatan namun kemampuan bicaranya kurang baik. Melihat adanya kendala tersebut, Fairuz bersama dengan teman perintis KONTRA lainnya, Bang Azra dan Bang Jundi mencoba memberikan pelatihan public speaking yang baik bagi para kader KONTRA. Dengan memiliki kemampuan public speaking yang baik, diharapkan kader KONTRA dapat mengajak santri-santri yang lain untuk mempertahankan kultur baik yang sudah dibentuk sejak adanya momentum tahun perubahan.

Pada Awal perintisannya, Fairuz yang kala itu menjabat sebagai ketua OSPMQ juga mendapatkan pertentangan dari teman-temannya.

“Ada momen dimana fairuz mengisi talkshow hari santri kemudian ditanyain kan sudah jadi ketua OSPMQ, udah jadi pendiri Syubbanul Masjid, kenapa masih pengen mendirikan KONTRA?” Pungkasnya.

Adapun terkait AD-ART yang bertentangan dengan konstitusi pesantren, Fairuz dan teman-temannya memutar otak agar tetap bisa mendirikan KONTRA. Jalan yang ditempuh adalah dengan memposisikan KONTRA dibawah naungan OSPMQ.

“Kan konstitusinya menyebutkan kalau satu-satunya organisasi yang menaungi kegiatan sosial santri hanyalah OSPMQ. Jadi kita bikin AD-ARTnya KONTRA merupakan komunitas dibawah naungannya OSPMQ,” Tandasnya.

Saat ini, KONTRA yang didirikan oleh Fairuz dan teman-temannya memiliki beragam inovasi yang pada akhirnya ditiru oleh teman-teman OSIS dan pihak pesantren diantaranya kegiatan bazar, teater, membuat pamflet, membuat standmic. Mulanya inovasi itu tidak ada di pondok. Akhirnya inovasi tersebut dilakukan oleh OSIS dan Pondok. Bahkan kader KONTRA sudah menjadi icon di pondok. Apabila ada kegiatan yang membutuhkan MC atau orang yang memiliki kemampuan public speaaking, mak teman-teman KONTRA lah yang akan ditunjuk.

Melihat track record fairuz sebagai Pendiri KONTRA sekaligus ketua OSIS dan pendiri Syubbanul Masjid, ditambah lagi dengan usianya yang masih belasan tahun, penulis mencoba mengulik apa pentingnya organisasii bagi pemuda. Faruz menjawab bahwa masuk atau tidaknya seorang pemuda ke dalam suatu organisasi tidaklah penting. Hal terpenting adalah tujuan seseorang masuk ke organisasi.

Harapan dari teman-teman kontra adalah agar tetap terus ada dan konsisten.

 “Kontra tetap lanjut harus ada terus, karena santri harus terjun di lingkungan sosial dan membutuhkan materi public speaking,” ungkap Bang Azra, pembina sekaligus perintis KONTRA.   

“Masuk organisasi itu nggak penting. Yang penting adalah tujuan masuk organisasi itu apa. Nah tujuannya harus tertuju pada masa depan untuk syiar dakwah ,“ Pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *